24 jam, atau 1440 menit, atau 86400 detik.
Dalam
sejarah dunia (nama hari internasional) ada suatu waktu dalam sejarah awal
manusia ketika hari-hari tidak diberi nama! Alasannya sangat sederhana. Manusia
tidak menemukan minggu. Pada waktu itu, satu-satunya pembagian waktu adalah
bulan, dan ada terlalu banyak hari dalam satu bulan untuk diberi nama
sendiri-sendiri. Tetapi ketika manusia mulai membangun kota-kota, mereka ingin
mempunyai hari istimewa untuk berdagang, suatu hari pasar. Kadang-kadang
hari-hari pasar ini ditetapkan setiap hari kesepuluh, kadang-kadang setiap hari
ketujuh atau setiap hari kelima orang-orang Babilonia memutuskan hari pasar
harus jatuh pada hari ketujuh. Pada hari ini mereka tidak bekerja, tetapi
bertemu untuk berdagang dan mengadakan upacara-upacara keagamaan. Bangsa Yahudi
mengikuti contoh mereka, tetapi mengkhususkan hari ketujuh untuk keperluaan
keagamaan. Dengan demikian hari minggu pun muncul. Hari itu adalah hari antara
hari-hari pasar.
Bangsa
Yahudi menberi nama untuk masing-masing hari dari ketujuh hari itu, tetapi
sebenarnya itu adalah hitungan setelah hari Sabat (yaitu hari Sabtu). Misalnya,
hari Rabu dinamakan hari keempat (empat hari setelah hari Sabtu). Ketika Bangsa
Mesir menggunakan minggu yang terdiri dari tujuh hari mereka menamakan
hari-hari itu menurut nama kelima planet, matahari dan bulan. Bangsa Romawi
menggunakan nama-nama Mesir untuk hari-hari mereka dalam seminggu: hari
Matahari, hari Bulan, hari planet Mars, hari planet Merkurius, hari planet
Yupiter, hari planet Venus, dan hari planet Saturnus. Kita memperoleh nama-nama
hari bukan dari Bangsa Romawi tetapi dari Bangasa Anglo-Saxon, yang menamai
sebagian besar dari hari-hari menurut nama dewa-dewa mereka, yang kurang lebih
sama dengan dewa-dewa Bangsa Romawi.
1.
Hari Matahari
menjadi 'Sunnandaeg', atau Sunday (Minggu). Sunday < Sun's day = Hari
penyembahan dewa matahari.
2.
Hari Bulan
dinamakan 'Monandaeg', atau Monday (Senin). Monday < Moon's day = Hari
penyembahan dewi bulan.
3.
Hari Mars menjadi
hari Tiw,yaitu dewa perang mereka. Ini menjadi 'Tiwesdaeg', atau Tuesday
(Selasa). Tuesday < Tiw's day = Hari penyembahan dewa tiw, atau tiwes, atau
teves.
4.
Bukannya nama Merkurius,
nama Dewa Woden diberikan menjadi Wednesday (Rabu). Wednesday < Woden's day
= Hari penyembahan dewa woden, atau wooden. woden = oden atau odin (dewa
kayu/tumbuhan).
5.
Hari Romawi
Yupiter, dewa guntur, menjadi hari guntur Dewa Thor, dan ini menjadi Thursday
(Kamis). Thursday < Thor's day = Hari penyembahan dewa thor.
6.
Hari berikutnya
dinamakan Frigg, istri Dewa Odin, dan oleh karena itu kita mempunyai Friday
(Jumat). Friday < Friy's day = Hari penyembahan dewa friyy, atau frigg, atau
frigid.
7.
Hari Saturnus
menjadi 'Saeterbsdaeg', terjemahan dari bahasa Romawi, dan kemudian menjadi
Saturday (Sabtu). Saturday < Saturn's day = Hari penyembahan dewa saturnus.
ASAL-USUL
PENAMAAN HARI DALAM BAHASA INDONESIA:
―
Minggu <
Domingo, Portugis = hari minggu/pekan (satuan waktu 7 hari)
―
Senin < Itsnain
( إثنين )
Arab = Dua, atau hari ke-2
―
Selasa < Tsalasa
( ثُّلَاثاء )
Arab = Tiga, atau hari ke-3
―
Rabu < Arba'a ( أَرْبعاء )
Arab = Empat, atau hari ke-4
―
Kamis < Khamis (
خَمِيس )
Arab = Lima, atau hari ke-5
―
Jum'at < Jum'at
( جُمْعَة )
Arab = berjama'ah, atau hari berjama'ah di masjid
―
Sabtu < Sabtu ( سَّبْت )
Arab = hari Sabat, hari ibadah umat Nabi, Yusuf, Ayyub, Musa, Harun, Dawud,
Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Zakariya, Yahya, 'Isa... عليهم السلام.
Para Nabi keturunan Bani Isra'il.
Di
antara masa keruntuhan Majapahit dan Penjajahan negara-negara eropa, mayoritas
bangsa kita memakai kata Ahad ( أحد ) arti: satu, untuk penamaan
hari pertama. Nama hari Ahad masih digunakan dalam banyak tulisan (surat dan
buku) sampai dengan awal-awal abad 19. Bulan merupakan satuan waktu, digunakan
dalam kalender, yang diperkirakan sama lamanya dengan periode alam yang
berhubungan dengan pergerakan bulan. Konsep tradisional ini berawal dengan
putaran fase bulan; bulan tersebut adalah bulan sinodik dan lamanya 29,53 hari.
Dari penggalian batang-batang penanggalan, periset telah menyimpulkan bahwa
orang menghitung hari berhubungan dengan fase bulan sejak zaman Paleolitik.
Bulan sinodik masih merupakan dasar dari banyak kalender.
Bulan
merupakan satuan waktu, digunakan dalam kalender, yang diperkirakan sama
lamanya dengan periode alam yang berhubungan dengan pergerakan bulan. Konsep
tradisional ini berawal dengan putaran fase bulan; bulan tersebut adalah bulan
sinodik dan lamanya 29,53 hari. Dari penggalian batang-batang penanggalan,
periset telah menyimpulkan bahwa orang menghitung hari berhubungan dengan fase
bulan sejak zaman Paleolitik. Bulan sinodik masih merupakan dasar dari banyak
kalender. Sebelum berdiri kerajaan Roma, kalender romawi kuno cuma punya 10
bulan (304 hari), dengan Maret (March/Mars) sebagai bulan pertama dan Desember
(December/Deci) sebagai bulan terakhir. Musim dingin (januari-februari) adalah
masa pasif, tidak diperhitungkan dalam kalender. Ini berlaku di masa awal
berdirinya kerajaan Roma oleh raja Romulus. Raja Roma ke-dua adalah Numa
Pompillus di tahun 717 BC. Numa Pompilius menambahkan 2 bulan awal di kalender
romawi, yaitu bulan Januari dan Februari menjadi total 12 bulan.
Jauh
berabad-abad sebelum ditemukan ilmu astronomi, paganisme yunani dan romawi
mempercayai bahwa benda-benda langit adalah perwujudan para dewa-dewa mereka.
Maka sebaliknya, mereka juga menganggap kehadiran dewa-dewa yang ada di bumi
adalah perwujudan dari benda-benda langit.
Contoh: planet mars = dewa mars > bagi
mereka Mars yang benda langit dan Mars yang dewa perang adalah sosok yang sama.
ASAL-USUL
PENAMAAN BULAN DALAM KALENDER MASEHI/GREGORIAN:
-
January < Janus
(ianuarius) = dewa pintu gerbang.
-
February <
Februum = pensucian, pagan romawi kuno merayakan ritual februa di bulan ini.
-
March < Mars,
atau martius = dewa perang.
-
April <
Aphrilis, atau Aphrodite atau Aphros = venus.atau: April < Apreire = buka,
musim tanam-tanaman mulai berbunga.
-
May < Maia
Maiestas = putri tertua dan tercantik dari dewa atlas.
-
June < Juno
(romawi) = hera (yunani), putri dari saturnus, istri jupiter, ibu dari mars,
minerva and vulcan.
-
July < Julius
Caesar = penguasa kekaisaran roma pertama (50 BC - 44 BC). Sebelumnya bulan ini
dinamakan Quintilis = 5, atau bulan ke-lima.
-
August < Agustus
= penguasa kekaisaran roma ke-dua (42 BC – 14 AD). Sebelumnya bulan ini
dinamakan Sextilis = 6, atau bulan ke-enam.
-
September <
Septem, = 7, atau bulan ke tujuh.
-
October < Octo,
atau octa = 8, atau bulan ke delapan.
-
November <
Novem, Novemus = 9, atau bulan ke sembilan.
-
December <
Decem, Decimus = 10, atau bulan ke sepuluh.
source: click here
Comments
Post a Comment