Judul yang gue tulis di atas sepertinya sudah cukup tepat menjadi konklusi tulisan singkat ini. Setidaknya, begitulah yang ada di pikiran gue. Semakin banyak hal yang gue tahu, makin besar pula timbulnya prasangka akan sesuatu. Entah itu prasangka baik, atau sebaliknya. Memiliki pengetahuan yang luas tentu menjadi dambaan banyak orang, termasuk gue sendiri. Gue selalu mengidam-idamkan menjadi seorang ensiklopedia berjalan. Bayangin aja, betapa asiknya jika bisa menjawab apapun pertanyaan yang orang lempar ke elo. Tanpa banyak ba-bi-bu, otak lo langsung bekerja dan dalam waktu seper sekian detik mulut lo langsung mengutarakannya. Asik banget, 'kan? Tapi kadang mengetahui banyak hal di dunia ini juga bisa jadi bumerang ke diri sendiri. Nggak jarang hal itu memengaruhi pemikiran dan menimbulkan penyakit hati bernama suudzon. Loh, kok gitu? Mari kita refleksikan dengan tokoh yang sedang viral akhir-akhir ini: Bu Tejo. Lihat saja, Bu Tejo diam-diam mengetahui banyak informasi tentang Di...
Juni tak pernah perhatian tentang teduh yang menyelimuti matamu Ia hanya peduli dengan ujian akhir-nya yang menguras tenaga Bahkan bila kau meneleponnya saat lewat tengah malam, masih didengarnya Juni tak pernah mau tahu tentang siapa yang menggenggam tanganmu tadi malam Sekalipun kau datang dan menangis, takkan ia berpaling walau sepersekian detik Ia terus bersandar pada kursi Juni selalu ingin rindunya segera musnah Tak peduli seberapa kuat kau bertahan hingga jera Ia tak pernah menganggapmu ada Meski jam leleah berputar temanimu menunggunya Juni tak kan pernah sadar kau duduk disampingnya Ia hanya akan menantap ke luar jendela yang basah Juni tak pernah berharap hujan datang padanya